Chung Hwa School Belum Disentuh Pemda, Padahal Ada Waletnya

redaksi
Img 20230113 173249
Gedung Chung Hwa School di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Muntok, Jum'at ( 13/1/2023 ).

HaluaNusantara.com

BANGKA BARAT — Gedung Chung Hwa School yang terletak di Kelurahan Tanjung, tidak jauh dari Pasar Muntok ternyata kembali menjadi bangunan sarang walet.

Bahkan menurut informasi yang didapat media ini, sarang walet tersebut kerap menjadi incaran pencuri yang datang ke bangunan itu untuk mengambilnya.

Sebelum disita oleh Pengadilan Negeri Muntok pada 10 Agustus 2020 lalu, bangunan bekas sekolahan ini memang pernah digunakan untuk usaha sarang walet oleh pemilik sebelumnya.

Sayangnya hingga saat ini Pemda Bangka Barat belum melakukan apapun terkait pengelolaannya.

“Iya bicara Chung Hwa school itu kan sebenarnya sebuah heritage sebuah bangunan yang bersejarah, yang harus kita pertahankan. Merupakan salah satu bentuk perjuangan masyarakat Muntok pada waktu itu dari sisi pendidikan dan itu juga masuk ke kluster Cina,” ujar Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming di Graha Aparatur, Jumat kemarin ( 13/1/23 ).

Bong Ming Ming mengaku mengetahui di gedung yang kini telah menjadi aset Pemda Bangka Barat itu terdapat sarang burung walet. Namun pihaknya akan melihat dulu arah kebijakan untuk pemanfaatan sarang walet tersebut.

Dikatakan Wabup, gedung yang latar belakang sejarahnya adalah dunia pendidikan itu rencananya akan dibuat menjadi pusat pembelajaran kebudayaan masyarakat Tionghoa seperti pendidikan bahasa mandarin dan sebagainya.

“Dan yang kita angkat itu adalah sejarahnya. Tapi kalau persoalan walet setelah itu ada waletnya, artinya itu adalah hadiah ya dari Tuhan. Insya Allah sudah kita hitung pemanfaatannya itu, kita masih menunggu BUMD kita untuk mengelola tersebut. Nanti sekian persen untuk BUMD sekian persennya untuk pengembangan pusat kebudayaan tersebut,” kata Wabup.

Ditambah Bong Ming Ming, orang – orang yang mempunyai andil untuk mempertahankan gedung tersebut tidak boleh dilupakan.

Sebab gedung yang pernah menjadi SMP Muhammadiyah dan SMA Bina Bangsa itu bisa bertahan berkat perjuangan orang – orang asal Muntok yang perduli akan sejarah pendidikan di kota Muntok.

“Jangan melupakan sejarah yang pernah dilakukan oleh seseorang. Sementara belum dijaga, bukan berarti kita membiarkan karena dalam waktu dekat kita akan kelola,” tutup Bong Ming Ming. ( SK )

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: