BANGKA BARAT — Eddy Arief atau lebih dikenal dengan nama Eddy Nayu, salah seorang pengusaha Bangka Barat ” menyulap ” area bekas galian penambangan menjadi tempat wisata alam yang indah, di Dusun Kemang Masam, Desa Air Putih, Kecamatan Muntok.
Destinasi wisata baru itu dinamakan Buana Mega Wisata ( BMW ) atau lebih familiar disebut Wisata Alam Air Biat kini sudah mampu menarik ratusan pengunjung, walaupun belum launching secara resmi.
Manager Yasmin Grup, Hendri memaparkan, rancang bangun fasilitas wisata di atas lahan seluas kurang lebih 40,8 hektare tersebut bahkan baru berjalan sekitar 25 persen, namun pengunjungnya rata – rata 300-an orang di hari – hari biasa. Jumlah tersebut bisa bertambah hingga 700-an di hari libur.
Berawal dari bekas area tambang miliknya yang terbengkalai, Eddy Arief tergerak untuk merubah lahan yang sudah rusak itu menjadi kawasan hijau sejak 2017 hingga sekarang, sebagai rasa tanggung jawabnya terhadap lingkungan.
Menurut Hendri, pihaknya menawarkan wisata alam yang ramah lingkungan dengan konsep tanpa mesin atau non motorize. Perahu bebek, kano dan kayak semuanya tanpa mesin. Wahana ini dijejali pengunjung yang rela antre hendak berkeliling kolong yang juga dilengkapi dengan gazebo – gazebo kecil yang menarik.
“Jadi kita non motorize rekreasi atau tidak menggunakan mesin agar lebih ramah lingkungan, yang kita jual untuk sementara bebek – bebek, kano atau kayak. Nah nanti ke depan kalau memang planning-nya berjalan ada taman pemancingan kita gabung dengan agrowisata,” jelas Hendri, Minggu ( 28/8/2022 ).
Dikatakannya, konsep yang diusung di lahan bekas tambang ini adalah miniatur Bangka Belitung yang idenya muncul secara kebetulan. Awalnya ada tanah sisa galian yang bentuknya mirip Pulau Bangka saat dilihat menggunakan drone. Kemudian tanah tersebut dirapikan dan dipertajam lagi sehingga benar – benar mirip Pulau Bangka.
“Jadi setelah itu dirapikanlah biar mirip Pulau Bangka baru tercetus ada miniatur. Jadi kalau kita lihat ada mercusuar Tanjung Kalian untuk Muntok, Tugu Ketupat untuk Kecamatan Tempilang, kemudian Tugu Nanas Toboali dan sebagainya,” katanya.
” Ini bukan cuma konsep miniatur Bangka Belitung, jadi ini wisata alam yang diperbarui. Artinya yang sudah rusak kita coba membuat menjadi yang lebih hijau,” ujarnya.
Untuk sementara pihaknya baru memungut parkir kendaraan dan belum menerapkan karcis masuk bagi para pengunjung. Hal itu karena Buana Mega Wisata belum dibuka secara resmi.
“Kita baru pungut parkir, jadi sangat murah meriah dan saya pikir sangat masuk akal. Motor itu satu motor terlepas dia berdua atas sendiri cuma Rp5.000 dan mobil terlepas dia empat atau berlima Rp10.000. Karena kami juga fasilitas kita belum lengkap jadi untuk charge per orang atau per kepala nanti karena feedbacknya belum bagus,” ujar Hendri.
HaluaNusantara.com – Dukung dunia pendidikan, PT Timah menerima kunjungan dari para pelajar dari Madrasah Aliyah Swasta Terpadu Bina Insan Cendikia Mentok antusias belajar ke Divisi Pengolahan dan Peleburan PT Timah…
HaluaNusantara.com – PT Timah terus mendukung prestasi atlet di Bangka Barat, salah satunya atlet Panahan dengan memfasilitasi tempat latihan di Divisi Pengolahan dan Peleburan PT Timah. Atlet Panahan Bangka Barat…
HaluaNusantara.com — Perayaan HUT ke-48 PT Timah yang dilaksanakan secara serentak di wilayah operasional Perusahaan pada 2 Agustus lalu memberikan berkah bagi para pelaku UMKM di Bangka Barat. Pasalnya, perayaan…
HaluaNusantara.com – Hutan Konservasi PT Timah di Divisi Pengolahan dan Peleburan Unit Metalurgi Mentok menjadi salah satu lokasi untuk edukasi tentang pengelolaan lingkungan yang dilakukan PT Timah. Dimana banyak pelajar…
HaluaNusantara.com — PT Timah secara berkelanjutan mendukung pendidikan inklusif di wilayah operasional perusahaan. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di lingkar tambang. Dukungan terhadap pendidikan inklusif ini…