HaluaNusantara – Dugaan praktik jual beli lahan di RT 019/005, Dusun Pilang III, Desa Dukong, Kecamatan Tanjungpandan, menyeret nama Herman alias Suhirman yang diduga menjadi aktor utama dalam transaksi tersebut. Kasus ini kini resmi masuk tahap penyelidikan setelah seorang warga berinisial J melaporkannya ke Polres Belitung.
Dalam proses penyelidikan, pihak-pihak terkait termasuk Suhirman disebut telah mendapat pemanggilan dari kepolisian untuk dimintai keterangan.
Informasi yang dihimpun mengungkapkan, kasus serupa sebelumnya juga pernah mencuat di Desa Dukong. Empat warga Tanjungpandan, yakni Asmawi, Syafril, Riyanto, dan Aryadi, yang memiliki Surat Keterangan Tanah (SKT) di lokasi yang sama dengan pelapor, mendapati dokumen mereka dicabut dan diganti dengan SKT baru tanpa sepengetahuan pemilik sah.
“Pencabutan SKT tidak melibatkan kami sebagai pemilik tanah. Saya baru tahu informasi itu dari orang lain,” ungkap Syafril kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Sementara itu, seorang sumber berinisial M menyebut seluruh pengurusan SKT dilakukan oleh Herman. Bedanya, SKT milik pelapor masih berada di tangannya, sementara empat SKT lainnya diduga telah dicabut dan dialihkan atas nama orang lain sebelum dijual.
“Semua SKT itu dia (Suhirman-red) yang urus. Pencabutan SKT empat orang itu dia juga yang mengurus,” ujar sumber tersebut kepada babelterkini.com, Minggu (28/9/2025).
Pada hari yang sama, saat dikonfirmasi terkait dugaan pencabutan SKT, Herman alias Suhirman enggan berkomentar. Ia hanya menjawab singkat lewat pesan, “No comen.”
Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Kasat Reskrim Polres Belitung, AKP I Made Yudha Suwikarma, membenarkan bahwa sejumlah pihak telah dipanggil penyidik, termasuk Kades Dukong dan Herman.
“Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Riska, Kades, dan Suhirman sudah kami panggil,” tegas AKP I Made Yudha Suwikarma. (red)
